Kamis, 25 Agustus 2011

Eumones eralernus ( tawon )

Eumones eralernus (tawon) memiliki sepasang antena dan memiliki 2 pasang sayap. Sayap yang depan lebih tebal pada bagian dasar (hemelytra). Sedangkan sayap belakangnya berupa membran. Sayap yang tipis dan bagus akan mendatar kebelakang, bila tawon sedang diam. Pada waktu terbang, dua sayap sebelah dan menyebelah, akan terkunci menjadi satu dengan satu kait dari sayap belakang dan tekukan sepanjang tepi lekukan sayap muka. sayap bergetar dengan kecepatan 400 kali tiap detik, terbang melalui jalur dalam bentuk pada antena yang pendek terdapat lubang, tiap mata majemuk tersusun atas ommnidik. Otak relatif besar, lebah dalam mencari makanan menggunakan mata dan pembaunya, tawon bermetamorfosis sempurna.


klasifikasi  Eumones eralernus :
kingdom : animalia
filum : arthropoda
kelas : insecta
Ordo : Hymeoptera
family : Eumunadea
Genus : Eumones
Spesies : Eumones eralernus 

Tipe mulut pada Eumones eralernus adalah pengunyah. Organ respirasi berupa trakea. Jantung berbentuk gilig dengan aorta anterior tetapi tidak memilkii pembuluh darah kapiler atau vena. Alat ekskresi berupa tubulus malphigi. Sistem saraf berupa tangga tali yang terdiri atas ganglion. Alat kelamin terpisah. Pada antenna terdapat organ pembau yang di sebut chemareseptor. Di kepala tawon terdapat sepasang mata majemuk, yaitu mata yang terdiri dari kumpulan lensa mata yang lebih kecil. Selain sepasang mata majemuk tadi, tawon juga memiliki 3 buah oselus (mata sederhana) di puncak kepalanya. Oselus tidak digunakan untuk melihat, melainkan untuk mendeteksi intensitas cahaya di sekitarnya sehingga mereka bisa tahu kapan harus memulai dan mengakhiri aktivitasnya.Tawon juga memiliki sepasang rahang bawah (mandibula) yang bisa digunakan untuk berbagai aktivitas seperti menjepit benda, mencabut serat kayu, dan bahkan untuk membunuh serangga lain. Bagian lain yang terdapat di kepala tawon adalah sepasang antena yang berbuku-buku untuk mendeteksi rangsangan kimia.

Tawon memiliki sengat yang terdapat di ujung abdomennya. Hanya tawon betina yang memiliki sengat, sementara pejantannya tidak memiliki sengat. Sengat tawon sebenarnya adalah semacam saluran yang terhubung ke kelenjar bisa. Tawon menggunakan sengatnya untuk melumpuhkan korbannya dan mempertahankan diri. Sengat tawon tidak bergerigi sehingga tawon bisa menggunakan sengatnya untuk menyengat berulang kali tanpa khawatir sengatnya akan menancap dan tidak bisa dicabut. Sengatan tawon sendiri walaupun menimbulkan rasa sakit biasanya tidak berbahaya bagi manusia, namun pada beberapa orang yang memiliki alergi pada racun tawon, sengatan yang disebabkan oleh tawon bisa berakibat fatal.
Tawon - seperti anggota Hymenoptera lainnya - menjalani metamorfosis sempurna yang berarti mereka menjalani 4 tahap dalam pertumbuhannya: telur, larva, kepompong, dan dewasa. Larva tawon umumnya tidak memiliki mata, kaki, dan rahang untuk mengunyah sehingga agar bisa makan, ia bergantung pada induknya yang menaruhnya saat masih menjadi telur di dekat makanannya. Larva tawon yang bertumbuh akan mengalami pergantian kulit berkali-kali hingga akhirnya menjadi kepompong. Kepompong tawon biasanya berbentuk mirip dengan tawon dewasa, namun berwarna pucat. Tawon yang sudah menjalani fase kepompong kemudian akan menetas keluar dari kepompongnya, lalu menunggu sejenak agar sayapnya kering sebelum bisa dipakai untuk terbang. Mayoritas tawon adalah herbivora yang memakan material tumbuhan seperti buah dan nektar. Sebagian lainnya seperti tawon raksasa Jepang (Vespa mandarina) adalah omnivora yang juga hidup dengan memakan daging dari serangga lain. Mereka tidak memiliki enzim pencerna khusus pada tubuhnya sehingga tidak bisa mencerna daging mangsanya secara langsung. Untuk mengatasinya, mereka memberikan potongan daging pada larvanya. Larva yang menghasilkan enzim pencerna protein ini akan mengunyah daging tersebut, lalu memuntahkannya kembali kepada tawon dewasa. Berkebalikan dengan tawon dewasa yang mayoritasnya adalah herbivora, larva tawon umumnya adalah karnivora yang memakan daging hewan lain. Makanannya bervariasi, mulai dari kutu daun, larva serangga, kepompong,belalang, hingga tarantula. Larva tawon tidak memiliki mata dan kaki sehingga agar larvanya bisa makan secara mandiri, induknya menitipkan larva ke dalam suatu ruangan yang berisi mangsa yang sudah dilumpuhkan. Larva tawon juga tidak memiliki rahang pengunyah sehingga ia makan dengan cara menghisap cairan tubuh mangsanya. Beberapa jenis tawon parasit menyusupkan telurnya ke dalam tubuh hewan yang masih hidup sehingga ketika telurnya menetas, larva akan memakan daging mangsanya dari dalam.

Beberapa jenis tawon hidup dalam suatu kelompok besar yang disebut koloni. Tawon yang hidup dalam koloni melakukan aneka pekerjaan seperti mencari makan, membesarkan anak-anak, dan membuat sarang secara bersama-sama. Sistem pengkastaan dalam koloni tawon relatif lebih sederhana dibandingkan sistem pengkastaan pada koloni semut dan rayap di mana koloni tawon biasanya hanya tersusun dari puluhan hingga ratusan tawon pekerja, seekor tawon ratu, dan pada saat-saat tertentu terdapat tawon jantan. Anggota yang disebut ratu biasanya adalah tawon pertama dalam koloni tersebut yang membuat sarang dan bertelur. Setelah tawon-tawon pekerja baru lahir (yang semuanya adalah betina), tugas-tugas seperti mengumpulkan makanan, merawat larva, dan memperbesar sarang dilakukan oleh tawon pekerja dan tugas ratu selanjutnya hanyalah bertelur. Telur yang dihasilkan tawon dan akan tumbuh menjadi tawon betina adalah telur yang dibuahi dari persediaan sperma saat melakukan perkawinan dengan pejantan. Tawon ratu kemudian baru akan menelurkan telur yang tidak dibuahi yang akan tumbuh menjadi tawon jantan bila populasi sarang sudah mulai terlampau penuh. Sebagian tawon betina dari kasta pekerja selanjutnya kawin dengan pejantan dan pergi dari koloninya untuk memulai koloni baru di tempat lain. Jika tawon ratu mati terlalu awal, salah satu tawon pekerja akan menggantikan tugasnya untuk bertelur. Telur yang dihasilkan tawon ratu baru ini akan tumbuh menjadi tawon jantan karena tidak dibuahi. Tawon ratu baru ini akan kawin dengan pejantan, lalu barulah dia bisa menelurkan calon-calon pekerja baru. Tawon jantan sendiri mati setelah kawin. Tidak seperti koloni semut atau lebah madu, koloni tawon tidak mengumpulkan makanan sehingga di wilayah empat musim, koloni tawon yang memasuki musim dingin akan musnah karena anggota koloninya mati kedinginan dan kelaparan. Beberapa tawon betina yang masih hidup kemudian akan mencari tempat untuk melakukan hibernasi (tidur panjang selama musim dingin). Begitu memasuki musim semi, tawon betina yang sudah berhasil melewati musim dingin kemudian akan mendirikan koloni baru.

Sarang yang dibuat tawon beraneka ragam dan bergantung pada jenis serta cara hidupnya. Tawon soliter membuat sarang untuk menaruh persediaan makanan sekaligus sebagai tempat bertumbuh anaknya. Tawon umumnya memanfaatkan material yang terdapat di alam untuk membuat sarang karena tubuhnya tidak memiliki kelenjar penghasil bahan pembuat sarang semisal seperti kelenjar lilin yang terdapat pada lebah madu. Tawon kura-kura yang memburu laba-laba misalnya, membuat sarang sederhana berupa suatu liang di dalam tanah untuk menaruh korbannya.Tawon soliter jenis lain seperti tawon pot membuat sarang yang terbuat dari lumpur dan menempel di permukaan benda lain seperti tembok atau pohon. Lumpur pembuat sarangnya dibuat dengan cara memadatkan gumpalan tanah atau pasir dengan air liurnya.Tawon soliter lainnya yang hidup sebagai tawon parasit umumnya tidak membuat sarang karena ia menaruh telurnya langsung pada tubuh inangnya.

Tawon sosial membentuk sarang yang lebih rumit karena sarangnya terdiri dari beberapa bilik yang jumlahnya bisa mencapai ratusan. Bilik ini digunakan sebagai tempat tumbuh tawon dari telur hingga kepompong. Sarang dari tawon sosial umumnya terbuat dari bahan mirip bubur kertas (pulp). Bahan pembuat sarangnya dibuat dengan cara mengambil potongan serat kayu dengan rahangnya, lalu mengunyahnya dan mencampurnya dengan air liur sampai mengental. Tawon lalu membentuk struktur mirip bubur kertas itu sesuai kebutuhan untuk membentuk sarangnya. Sarang dari tawon sosial bisa tumbuh hingga bergaris tengah 1 meter dan berumur 25 tahun.

Tawon merupakan salah satu serangga yang sangat penting bagi ekosistem setempat. Sebagian besar tawon memburu hewan-hewan seperti ulat yang merusak tanaman untuk makanan larvanya sehingga penting dalam mengendalikan populasi hewan-hewan hama di alam. Tawon sendiri pada gilirannya dimakan oleh pemangsa serangga lain sehingga menciptakan suatu rantai makanan yang berkesinambungan. Peran mereka dalam mengendalikan populasi hama membuat beberapa jenis dari mereka diternakkan secara khusus untuk menjadi pembasmi hama ramah lingkungan (bioinsektisida). Tawon dewasa juga berperan dalam proses penyerbukan bunga saat memakan nektar sehingga ikut membantu perkembangbiakan tanaman yang bersangkutan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar